Tikus,tikus,dan tikus. Hama yang paling dibenci petani Desa Ngrendeng karena sudah beberapa musim tanam ini sawah Desa Ngrendeng selalu mendapat gangguan yang cukup signifikan dari binatang pengerat ini. Berbagai cara diterapkan dalam upaya pembasmian hama Tikus. Mulai dari pemasangan racun tikus, gropyokan maupun usaha-usaha spiritual lainnya. Dan yang terakhir yang saat ini sedang digiatkan di desa Ngrendeng adalah pengembangan / budidaya burung hantu sebagai musuh alami tikus sawah.
Areal persawahan desa Ngrendeng yang totalnya seluas 57,58 Ha saat ini sudah terpasang 7 buah rubuha (rumah burung hantu) yang sengaja dipasang di 7 titik yang strategis guna memancing burung-burung hantu untuk datang dan menetap di sawah desa Ngrendeng. Dengan bersarangnya burung Hantu di areal persawahan diharapkan akan banyak memangsa tikus-tikus yang otomatis akan mengurangi populasi tikus sebagai hama sawah.
Sebelumnya cuma ada 2 buah rubuha/pagupon di areal sawah desa Ngrendeng. Dari ke dua rubuha/pagupon tersebut ternyata sudah banyak anak-anak Burung Hantu yang lahir dan berkembang. Karena dirasa cukup efisien dan efektif budidaya ini maka saat ini ditambah lagi dibuatkan rubuha/pagupon baru sebanyak 5 buah. Harapan ke depannya akan semakin banyak populasi burung hantu sebagai musuh alami tikus di sawah desa Ngrendeng, sehingga sawah Desa Ngrendeng akan dapat terbebas dari serangan hama tikus.
Untuk mengantisipasi adanya perburuan liar Burung Hantu, Pemdes Desa Ngrendeng juga sudah menerbitkan Perdes tentang Larangan penembakan Burung Hantu dan Ular sawah sebagi wujud dari usaha pelestarian Burung Hantu dan Ular Sawah sebagai musuh alami tikus sawah. (by : Rie_Kasipel)